Bimbingan Teknis TSS (True Shallot Seed) dalam Upaya Direktorat Perbenihan meningkatkan Keberhasilan Pengembangan Budidaya Bawang Merah Biji di Kabupaten Brebes

PANGANDATA.COM, – Bawang merah adalah salah satu komoditas unggulan binaan Direktorat Jenderal Hortikultura yang perlu dijamin ketersediaannya sepanjang tahun. Secara total produksi bawang merah nasional sudah dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri, namun dari pengalaman pada waktu-waktu tertentu seperti di musim hujan penanaman bawang merah menurun, karena pada waktu ini resiko kegagalan tinggi biasanya terjadi serangan penyakit yang tinggi dan adanya musibah kebanjiran di daerah sentra produksi yang mengakibatkan produksi menurun dan harga bawang merah konsumsi meningkat. Dengan meningkatnya harga bawang merah konsumsi menyebabkan petani memanen semua bawang merah dan tidak ada yang menanam untuk benih. Hal ini menyebabkan kelangkaan benih bawang merah umbi, kalaupun ada harganya sangat tinggi. Kondisi demikian tentunya perlu ada solusi, terutama dalam penyediaan benihnya.

Beberapa tahun belakangan ini Direktorat Jenderal Hortikultura dalam program pengembangan kampung sayuran bawang merah selain menggunakan benih dalam bentuk umbi juga sudah mulai menggunakan benih bawang merah biji (TSS). Namun dari hasil evaluasi tingkat kegagalan penggunaan bawang merah biji masih tinggi, karena petani belum terbiasa menggunakan TSS ini.

Dalam upaya meningkatkan keberhasilan pengunaan TSS ini Direktorat Perbenihan Hortikultura melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) Bawang Merah Biji (True Shallot Seed /TSS) di Kabupaten Brebes yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2022. Peserta bimtek tersebut adalah para wakil dari kelompok tani penerima bantuan TSS TA. 2022 dari Direktorat Perbenihan Hortikultura. Bimbingan teknis ini dilaksanakan di lokasi demplot pertanaman bawang merah menggunakan biji (TSS) di Desa Janegara, Kec Jatibarang, Kabupaten Brebes. Bimbingan teknis dilaksanakan dengan metode teori dan praktek, dengan narasumber dari produsen benih TSS yaitu PT East West Seed Indoensia, PT Agroseed Manunggal Santosa, praktisi pengembangan TSS di Brebes CV Agropundi serta Tim dari Inspektorat Jenderal Hortikultura

Pelaksanaan bimbingan teknis dan demplot pembenihan bawang merah biji ini dilaksanakan di Brebes, dengan pertimbangan yaitu kabupaten Brebes petaninya antusias untuk menggunakan TSS. Hal ini terlihat dari usulan proposal yang diterima oleh Direktorat Jenderal Hortikultura seluas 41 ha dari 10 kelompok tani dengan jadwal tanam bulan November dan semai bulan Oktober. Terkait usulan permintaan benih ini pengadaan benihnya dalam proses pengadaan dan akan disalurkan pada awan bulan Nopember 2022.

Sebelum bimtek dilaksanakan Tim Itjen, Ibu Ade dan Ibu Uun meninjau lokasi demplot, sehingga dapat melihat langsung hasil semaian benih TSS dan kendala-kendala yang dihadapi dalam penggunaan TSS. Salah seorang narasumber menjelaskan bahwa titik kritis dalam penggunaan TSS yaitu tahapan persemaian, pindah tanam dan penangangan gulma.
Di lokasi persemaian tersebut Ibu Uun menyampaikan bahwa dengan melihat persemaian TSS ini mendapatkan gambaran benih TSS setelah disemai bentuknya seperti apa, karena yang bersangkutan baru pertama kali melihat hasil persemaian benih TSS. Ibu Ade dalam arahannya menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Perbenihan Hortikultura yang telah melakukan kegiatan demplot dan bimbingan teknis TSS, karena dari evaluasi yang telah dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini masih banyaknya kegagalan pengembangan kawasan/kampung bawang merah yang menggunaan benih bawang merah biji

Selanjutnya pada acara pembukaan Ibu Ade menyampaikan bahwa petani peserta bimtek yang juga penerima bantuan benih TSS adalah benar-benar petani yang berminat dan sudah melakukan budidaya bawang merah. Sehingga beliau mengecek satu persatu peserta bimtek yang hadir untuk memastikan peserta yang hadir dan sekaligus penerima bantuan benih TSS adalah bener-benar petani bawang merah yang mempunyai keseriusan untuk melakukan budidaya bawang merah dengan menggunakan benih dari biji (TSS).
Ibu Ade menyarankan agar Ditjen Hortikultura melibatkan penyuluh pertanian setempat yang telah mendapatkan pelatihan penanganan TSS ini untuk mengawal kegiatan kampung hortikultura.

Pada paparan Bapak Ichwan dari PT East West Seed Indonesia menyampaikan bahwa penggunan TSS mempunyai keuntungan 3 M yaitu Murah, Mudah dan Menguntungan. Budidaya menggunakan TSS sangat menguntungkan yaitu potensi hasil tinggi yaitu 15 – 18 ton/ha. Kualitas umbi yang baik dan bebas penyakit terbawa umbi serta bebas dari penyakit terbawa umbi.
Ricky dari PT Agroseed menyampaikan titik kritis penggunaan TSS adalah pada tahap persemaian, pindah tanam dan pengendalian gulma. Dari pengalaman di lapangan untuk meningkatkan keberhasilan persemaian dapat dilakukan dengan cara penyemaian menggunakan teknologi soilblock dan tabur benih langsung (tabela). Penyemaian dengan teknologi soilblock untuk penanaman TSS dapat diterapkan di lokasi yang berbeda antara penyemaian benih dan lokasi tanam, sehingga ada kegiatan pindah tanam dari persemaian ke lokasi penanaman dan tabela adalah benih langsung di sebar pada lokasi pertanaman tanpa dipindah lagi. Pada cara tabela ini apabila terjadi tingkat kerapan yang tinggi, dapat dilakukan penjarangan dan kelebihan benih dapat ditanam di lokasi sekitarnya. Teknologi dengan soilblock ini akan menimbulkan diversifikasi usaha pembenihan yaitu dengan munculnya bidang usaha penyemaian benih. Unit cost benih soilblock ini bervariasi antara Rp. 75,00 s/d 94,00 tergantung dari jumah benih per lubang soilblock, untuk 1 lubang isi 1 benih hasil semai sebesar Rp. 75,00,- sedangkan 1 lubang isi 2-3 benih hasil semaian sebesar Rp. 94,00,-Dengan teknologi soilblock meningkatkan keberhasilan karena benih hasil semaian lebih vigor, benih tidak mengalami stress pada saat pindah tanam.

Disamping disampaikan faktor-faktor keberhasilan, faktor-faktor penyebab kegagalan pada saat persemaian disebabkan oleh persiapan bedengan yang terburu buru, benih yang hanyut terbawa air karena menggunakan gembor yang kasar, hujan deras tanpa menggunakan sungkup. Untuk kegagalan ketika pindah tanam disebabkan terlalu banyak air seperti persemaian disiram sebelum pindah tanam, bedengan untuk pindah tanam disiram dan setelah pindah tanam disiram lagi. Terjadinya masa stress ketika pencabutan dari persemaian dan akar tanaman tidak menyatu dengan tanah, gulma dan hama serta hama dan penyakit seperti semut selama persemaian.
Kunci sukses persemaianmedia harus gembur, penyiraman menggunakan gembor yang lebih halus supaya biji tidak terangkat ketika disiram, naungan untuk meminimalisir pengaruh air hujan pada persemaian lanjut Ricky. Pada kesempatan bimbingan teknis ini juga dilakukan praktek pembuatan soil block untuk pembibitan TSS serta praktek lapang persemaian, pindah tanam dan penanaman TSS di lokasi.

Salah seorang peserta bimtek yaitu Bapak
Imam dari kelompok tani Sumber Pangan mengatakan sangat senang dan antusias dapat mengikuti kegiatan ini, karena walaupun sudah menjadi petani bawang merah, untuk penggunaan TSS ini masih hal baru karena selama ini menggunakan benih dari umbi. Belakangan ini sudah mencoba menanam menggunakan benih biji, namun untuk semaian masih mengambil dari produsen benih semaian di kabupaten Brebes, karena masih belum berhasil melakukan semaian benih bawang merah biji. Sebagai wakil dari kelompok tani yang bersangkutan berjanji akan mempraktekan pengetahuan yang didapat dan mentransfer pengetahuan tersebut kepada anggota kelompok tani lainnya. Imam mewakili kelompok tani menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Perbenihan yang telah melaksanakan bimtek dan demplot TSS di Kabupaten Brebes serta memberikan bantuan benih bawang merah biji.

Selanjutya dari Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Suharni menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Perbenihan Hortikultura yang telah mengadakan bimbingan teknis disentra produksi bawang merah, sehingga diharapkan Brebes dapat memasok bawang merah ke seluruh Indonesia . Harapan selanjutnya adalah dapat memanen bawang merah di luar musim (off season) yaitu pada musim hujan, sehingga ketersediaan bawang merah akan tetap terjaga.
Di tempat terpisah Direktur Perbenihan Hortikultura, Dr Inti Nashwari M.Si menyampaikan harapannya kepada kelompok tani penerima bantuan benih TSS berhasil dalam menggunakan benih TSS ini, karena selama ini mendapatkan laporan dari hasil evaluasi Inspektorat Jenderal di beberapa daerah penerima bantuan benih TSS, petani masih banyak yang belum paham penanganan benih TSS sehingga tingkat keberhasilan masih rendah. Oleh sebab itu beliau mendukung untuk dilakukan bimbingan teknis kepada petani penerima benih TSS dan demplot pembenihan TSS di Kabupaten Brebes. Arahannya bimtek pelaksanaanya agar langsung di lapangan di tempat dilaksanakannya demplot, sehingga peserta bimtek yang merupakan wakil dari kelompok tani penerima bantuan TSS dapat langsung praktek dari narasumber yang berkompeten cara penanganan benih TSS untuk menekan tingkat kegagalan dalam penggunaan TSS, sehingga pengetahuan dan ketrampilan kelompok tani meningkat dan keberhasilan penggunaan TSS juga meningkat. Karena TSS ini dapat tersedia kapan saja tidak tergantung musim, harapan Inti petani pengguna benih TSS jumlahnya terus meningkat dan demikian juga dengan keberhasilannya.

Wiwi Sutiwi Koordinator Penilaian dan Pengembangan Varietas yang mewakili Direktur Perbenihan pada acara penutupan bimbingan teknis menyampaikan Direktorat Perbenihan Hortikultura selalu bersinergi dengan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat dalam melaksanakan pengembangan kampung sayuran dan tanaman obat, untuk pengadaan dan penyaluran benih bawang merah benih yang diberikan sesuai dengan data calon penerima dan calon lokasi yang ditetapkan dari Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat. Kepada peserta bimtek agar dapat menerapkan pengetahuan yang diterima selama mengikuti bimtek dan membagikannya kepada anggota kelompok tani dan apabila ada masalah di lapangan dapat berkonsultasi dengan penyuluh atau pendamping yang ditugaskan dari produsen benih. Harapannya dengan keberhasilan penggunaan TSS ini produksi bawang merah di dalam negeri meningkat, sehingga kelebihan produksi dapat diekspor.

Kontributor :
Wiwi Sutiwi
Nenlis Erawati
Roni Ramadhan

Leave a Reply