PANGANDATA.COM, Aceh Barat – Sektor pertanian Indonesia mendapat perhatian khusus dari negara-negara anggota G20 termasuk Direktur Jenderal Food and Organization (FAO) Qu Dongyu. Pasalnya, Indonesia berhasil mengatasi potensi krisis pangan global ketika dunia dihadapkan tantangan yang berat.
Menurut Panglima Kodam Iskandar Muda (IM) Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan, hal itu tak lepas dari arahan dan perintah Bapak Presiden yang terus menggerakkan semua elemen bangsa termasuk TNI dalam rangka mengamankan pangan dan terhindar dari krisis pangan global.
“Kita mendapat perintah dari Bapak Presiden mengenai kondisi global saat ini yang sangat memprihatinkan. Dan kita akan bisa terhindar dari itu ketika kita membuat terobosan dalam pangan. Dan food estate salah satu program yang digagas pemerintah untuk bisa mensejahterakan masyarakat Indonesia pada umumnya,” kata Pangdam ketika launching pengembangan kawasan food estate Makorem 012/Teuku Umar, Senin (31/10) di Desa Alue Peunyaring, Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat.
Food estate sendiri merupakan salah satu program yang digulirkan Kementerian Pertanian dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi untuk mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan nilai tambah.
Pangdam Mohamad Hasan lebih lanjut mengajak generasi muda untuk melakukan hal yang terbaik bagi provinsi Aceh.
“Aceh Barat Selatan ini akan menjadi masa depannya pertanian Aceh karena semua potensi ada di sini asal kita dan generasi mudanya terus memotivasi diri dan mau mengembangkan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) yang diterima langsung Presiden Joko Widodo (14/8) atas keberhasilan sistem ketahanan pangan dalam hal swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penerapan inovasi teknologi pertanian.
Diketahui tren produksi beras nasional terus mengalami peningkatan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa produksi beras tahun 2022 untuk konsumsi mencapai 32,07 juta ton, ada peningkatan sebanyak 718,03 ribu ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31,36 juta ton
Tahun 2022, produksi beras nasional mengalami surplus sebesar 1,88 juta ton, sementara tahun 2021 mengalami surplus sebesar 1,31 juta ton.
Sebelumnya disebutkan bahwa Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan bahwa pasokan dan jumlah stok beras nasional tahun ini dalam kondisi aman. Menurutnya tidak ada kelangkaan apalagi kekurangan.
Empat sentra provinsi penghasil beras yang akan melakukan panen raya September sampai Desember nanti diperkirakan akan menambah stok.
“Panen raya Jawa Timur pada September-Desember tahun ini mencapai 1,15 juta ton, kemudian Jawa Tengah mencapai 1,01 juta ton, Jawa Barat 1,5 juta ton dan Sulawesi Selatan 1,6 juta ton. Kami berharap Bulog melakukan penyerapan hingga 1,5 juta ton dan pembelian di atas HPP,” ungkap Mentan.